Tuesday, March 14, 2017

RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI ( VERSI LORIN ANDERSON KRATHWOHL)



         Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
Pada umumnya tujuan  pembelajaran  dirumuskan  berkaitan dengan hasil belajar (learning outcome) sebagai ukuran keberhasilan dari pembelajaran, dan dikerangkakan dalam penguasaan isi materi pembelajaran atau deskripsi dari apa   yang dilakukan. Dengan demikian dapat digolongkan dalam kata benda (noun), yakni pengusaan isi materi pelajaran dan dalam kata kerja (verb), yakni proses kognitif.  Contoh “siswa dapat menjelaskan 3 macam jaringan otot setelah membaca literatur dan mendengarkan penjelasan dari guru”. Kata-kata “siswa dapat menjelaskan” merupakan proses kognitif/kata kerja sedangkan “3 macam jaringan otot” merupakan kata benda. Jadi, dalam taksonomi Bloom terdapat dua aspek yaitu kata benda (noun)  dan kata kerja (verb). Pada taksonomi bloom yang lama lebih memfokuskan pada kata benda (noun) sehingga dalam revisi taksonomi Bloom aspek “noun” dan “verb” menjadi dua aspek/dimensi yang terpisah, yaitu dimensi pengetahuan (knowledge dimension) dan dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) (Rochmad, 2012)
Revisi taksonomi Bloom melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Kalau pada taksonomi yang lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah (pengetahuan), pada revisi taksonomi Bloom, pengetahuan benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja (Widodo, 2006).
Selain perubahan dari satu dimensi menjadi dua dimensi, revisi taksonomi Bloom juga terlihat pada dimensi proses kognitif. Dalam dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) terdapat enam kategori sebagaimana pada taksonomi Bloom lama, tetapi ada perubahan yaitu, kategori pengetahuan (knowledge) diganti dengan ingatan (remember),  pemahaman (comprehension) diganti dengan  memahami (understand). Penerapan (application) diganti dengan  menerapkan (apply), analisis (analysis) diganti dengan menganalisis (analyze), dan evaluasi/penilaian (evaluation) diganti dengan mengevaluasi/menilai (evaluate). Sedangkan sintesis (synthesis) bertukar tempat dengan evaluasi dan berganti sebutan mencipta (create).

Berdasarkan  keterangan yang didapat diketahui perubahan  taksonomi  dari  kata benda (dalam taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa  akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap dipertahankan dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri karena diasumsikan bahwa setiap kategori-kategori dalam taksonomi membutuhkan pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa (Gunawan dan Palupi, tanpa tahun: 24-25)
1.      Dimensi Pengetahuan (knowledge dimension)
Dalam dimensi ini akan dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan. Tiga kategori pertama dalam taksonomi revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat dalam taksonomi Bloom. Sementara kategori keempat, yaitu  pengetahuan metakognitif dan subjenisnya semuanya baru.
a.      Pengetahuan faktual (Factual knowledge)
Pengetahuan faktual berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu: pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology), pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element)
b.      Pengetahuan konseptual (knowledge of conceptual)
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu: pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (knowledge of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (knowledge of principles and generalizations), pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (knowledge of theories,  models, and structures)
c.       Pengetahuan prosedural (Knowledge of procedural)
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Pengetahuan prosedural ini terbagi menjadi  tiga  subjenis yaitu: pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme (knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu (knowledge of subject-specific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan (knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures)
d.      Pengetahuan metakognitif (Knowledge of metacognitive)
Yaitu kesadaran seseorang akan penggunaan pengetahuannya sendiri (Herlanti dan Nopithalia, 2010: 12). Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kognitif secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognitif, dan apabila siswa bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar. Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi revisi. Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi pengetahuan dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian terbaru tentang peran penting pengetahuan siswa mengenai kognisi mereka sendiri dan kontrol mereka atas kognisi itu dalam aktivitas belajar. Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga subjenis yaitu: pengetahuan strategik (strategic knowledge), pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisi yang sesuai (knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge), pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge)
2.      Dimensi Proses Kognitif (Cognitive Process Dimension)
Dimensi proses kognitif mencakup enam katagori, yaitu:
a.      Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Mengingat meliputi mengenali (recognizing) dan memanggil kembali (recalling).
b.      Memahami (Understand)
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif, yaitu: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarsing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), menjelaskan (explaining).
c.       Menerapkan (apply)
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
d.      Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis, yaitu membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).
e.       Mengevaluasi (evaluate)
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini, yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).
f.       Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
Mencipta  mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Perbedaan mencipta ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis  siswa  bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada mencipta  siswa  bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu Menggeneralisasikan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).

3 comments:

  1. Tulisin saya dapusnya dong sekalian, ini sangat membantu sekali. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. kepada saudara annisa, saya memohon maaf tidak dapat memberikan daftar pustaka yang anda butuhkan, dikarenakan laptop yang saya gunakan mengalami kerusakan, dan semua data ada di laptop saya

      Delete