Pada tahun 1994, salah seorang murid
Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme
memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
Pada umumnya tujuan pembelajaran
dirumuskan berkaitan dengan hasil
belajar (learning outcome) sebagai
ukuran keberhasilan dari pembelajaran, dan dikerangkakan dalam penguasaan isi
materi pembelajaran atau deskripsi dari apa
yang dilakukan. Dengan demikian dapat digolongkan dalam kata benda (noun), yakni pengusaan isi materi
pelajaran dan dalam kata kerja (verb),
yakni proses kognitif. Contoh “siswa
dapat menjelaskan 3 macam jaringan otot setelah membaca literatur dan
mendengarkan penjelasan dari guru”. Kata-kata “siswa dapat menjelaskan”
merupakan proses kognitif/kata kerja sedangkan “3 macam jaringan otot”
merupakan kata benda. Jadi, dalam taksonomi Bloom terdapat dua aspek yaitu kata
benda (noun) dan kata kerja (verb). Pada taksonomi bloom yang lama lebih memfokuskan pada kata
benda (noun) sehingga dalam revisi
taksonomi Bloom aspek “noun” dan “verb” menjadi dua aspek/dimensi yang
terpisah, yaitu dimensi pengetahuan (knowledge
dimension) dan dimensi proses
kognitif (cognitive process dimension) (Rochmad, 2012)
Revisi taksonomi Bloom melakukan
pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif.
Kalau pada taksonomi yang lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang
paling bawah (pengetahuan), pada revisi taksonomi Bloom, pengetahuan
benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab
dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan
kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja (Widodo, 2006).
Selain perubahan dari satu dimensi
menjadi dua dimensi, revisi taksonomi Bloom juga terlihat pada dimensi proses
kognitif. Dalam dimensi proses kognitif (cognitive
process dimension) terdapat enam kategori sebagaimana pada taksonomi Bloom
lama, tetapi ada perubahan yaitu, kategori pengetahuan (knowledge) diganti dengan ingatan (remember), pemahaman (comprehension) diganti dengan memahami (understand). Penerapan (application) diganti dengan menerapkan (apply), analisis (analysis)
diganti dengan menganalisis (analyze),
dan evaluasi/penilaian (evaluation)
diganti dengan mengevaluasi/menilai (evaluate).
Sedangkan sintesis (synthesis)
bertukar tempat dengan evaluasi dan berganti sebutan mencipta (create).
Berdasarkan keterangan yang didapat diketahui
perubahan taksonomi dari
kata benda (dalam taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi
revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran mengindikasikan bahwa siswa
akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda).
Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu
dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap dipertahankan
dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri karena
diasumsikan bahwa setiap kategori-kategori dalam taksonomi membutuhkan
pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa (Gunawan dan Palupi,
tanpa tahun: 24-25)
1. Dimensi
Pengetahuan (knowledge dimension)
Dalam dimensi ini akan dipaparkan
empat jenis kategori pengetahuan. Tiga kategori pertama dalam taksonomi revisi
ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat dalam taksonomi Bloom.
Sementara kategori keempat, yaitu
pengetahuan metakognitif dan subjenisnya semuanya baru.
a. Pengetahuan
faktual (Factual knowledge)
Pengetahuan faktual berisikan
elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan mempelajari
suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut.
Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu: pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology), pengetahuan
tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge
of specific details and element)
b. Pengetahuan
konseptual (knowledge of conceptual)
Pengetahuan yang menunjukkan saling
keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan
semuanya berfungsi bersama-sama. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu: pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori (knowledge
of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi (knowledge of principles and
generalizations), pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (knowledge of theories, models, and structures)
c.
Pengetahuan prosedural (Knowledge
of procedural)
Pengetahuan tentang bagaimana
mengerjakan sesuatu. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah
atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu.
Pengetahuan prosedural ini terbagi menjadi
tiga subjenis yaitu: pengetahuan
tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan
pengetahuan tentang algoritme (knowledge
of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan
metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu (knowledge of subject-specific techniques and methods), pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan (knowledge of criteria for determining when
to use appropriate procedures)
d. Pengetahuan
metakognitif (Knowledge of metacognitive)
Yaitu kesadaran seseorang akan
penggunaan pengetahuannya sendiri (Herlanti dan Nopithalia, 2010: 12).
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kognitif secara umum dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang metakognitif
menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar
akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognitif, dan apabila siswa
bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar.
Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi revisi.
Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi pengetahuan
dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian terbaru tentang peran penting
pengetahuan siswa mengenai kognisi mereka sendiri dan kontrol mereka atas
kognisi itu dalam aktivitas belajar. Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi
tiga subjenis yaitu: pengetahuan strategik (strategic
knowledge), pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi
pengetahuan kontekstual dan kondisi yang sesuai (knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and
conditional knowledge), pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge)
2. Dimensi
Proses Kognitif (Cognitive Process
Dimension)
Dimensi proses kognitif mencakup
enam katagori, yaitu:
a. Mengingat
(Remember)
Mengingat merupakan usaha
mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau,
baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat
merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna
(meaningful learning) dan pemecahan
masalah (problem solving). Mengingat
meliputi mengenali (recognizing) dan
memanggil kembali (recalling).
b. Memahami
(Understand)
Mengkonstruk makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru
dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami
mencakup tujuh proses kognitif, yaitu: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarsing),
menarik inferensi (inferring), membandingkan
(comparing), menjelaskan (explaining).
c.
Menerapkan (apply)
Mencakup penggunaan suatu prosedur
guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak
berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja.
Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
d. Menganalisis
(analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan
suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana
keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Ada tiga macam proses
kognitif yang tercakup dalam menganalisis, yaitu membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan
tersirat (attributting).
e.
Mengevaluasi (evaluate)
Membuat suatu pertimbangan
berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang biasanya digunakan
adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Ada dua macam proses
kognitif yang tercakup dalam kategori ini, yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).
f.
Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan
beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Perbedaan
mencipta ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang
lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa
bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada
mencipta siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.
Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu
Menggeneralisasikan (generating),
merencanakan (planning), dan
memproduksi (producing).
Tulisin saya dapusnya dong sekalian, ini sangat membantu sekali. Terima kasih
ReplyDeletekepada saudara annisa, saya memohon maaf tidak dapat memberikan daftar pustaka yang anda butuhkan, dikarenakan laptop yang saya gunakan mengalami kerusakan, dan semua data ada di laptop saya
Deletesangat membantu
ReplyDelete