Wednesday, March 15, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN

I.                   JUDUL
“MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN”
II.                TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan-jaringan penyusun pada hewan.
III.             DASAR TEORI
           Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang sama. ( Waluyo, 2010:38 )
           Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Pada saat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. ( Prawirohartono, 1990 )
           Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi oleh tubuh dengan lingkungannya baik disebelah dalam maupun disebelah luar seperti dinding usus,pembuluh darah,dll. Melihat strukturnya biasanya jaringan epitel membentuk suatu lapisan dengan sel-sel yang rapat dengan ruang antar sel yang sedikit. (Waluyo,2010:38 )
            Istilah epitheliuem berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele atau penting. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi tidak dugunakan untuk kelenjar. (Joko Waluyo, 2006: 34-35).
.          Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel terdiri atas :
a.       Epitel pipih selapis (epitel skuamosa biasa)
Bentuk sel ini pipih dan poligonal bila dilihat dari atas. Inti umumnya lonjong dengan sumbu sejajar dengan membran basal. Contoh: Pleura, peritomeu, endhotel pembuluh darah,epitel dan kapsula bowman dan loop Henle dan ginjal,dll.
b.       Epitel kubus selapis
Dilihat dari atas bentuk epitel poligonal. Sedang dari samping berbentuk kuboid. Inti bulat dan umumnya terdapat di tengah. Contoh: ovarium, tiroid, nefron ginjal,dll
c.        Epitel kolumnar satu lapis(epitel silindris selapis)
Bentuk epitel ini silindris dengan inti lonjong tegak dalam sel di bagian basal. Pada usus terdapat sel Goblet yang menghasilkan mucus.
d.        Epitel berlapis semu bersilia
Epitel ini berbentuk kolumnar. Semua sel mencapai membran basal, tetapi inti sel tersusun dalam tingkatan yang berbeda. Contohnya pada trakea, hidung dan bronkus.
e.        Epitel transisional
Epitel ini terdapat pada saluran keluar. Epitel ini berlapis-lapis dengan sel-sel yang hampir serupa dengan inti yang kurang bulat. Contohnya pada ureter dan vesika urinaria.
f.        Epitel pipih banyak lapis
Epitel ini terdiri dari berbagai lapis sel yang permukaannya terdiri dari epitel pipih. Contohnya pada epidermis kulit. (Waluyo,1993:22)
            Jaringan Pengikat merupakan jaringan yang fungsinya memperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Melihat strukturnya jaringan ikat biasanya mengandung sel-sel yang relatif  jarang dengan antar sel yang banyak. Jaringan ini merupakan jaringan embrional yang ditemukan pada tali pusat. Ia terdiri atas matrik dengan sel-sel berinti dengan cabang-cabang yang saling bersentuhan. ( Parjatmo dkk,1987:19)
a)            Jaringan ikat longgar atau areolar
Jaringan ikat ini terdapat hampir semua bagian mikroskopis tubuh karena merupakan materi pembungkus dan penghambat. Fungsi utama jaringan ini adalah mengikat jaringan tubuh agar bersatu dan sekaligus memungkinkan gerakan di antara mereka.
b)       Jaringan ikat padat
Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot, tulang dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang. Terdapat pada dermis, tunica submucosa saluran pencernaan.
c)           Jaringan ikat reticular
Jaringan ini merupakan jaringan jenis ikat primitiv yang ditandai adanya jaring-jaring serat reticular dengan sel-sel reticulum primitive. Inti besar, pucat dengan banyak sitoplasma basofil. Jaringan reticular membentuk kerangka organ-organ limfoid, sumsum tulang dan hati.
d)           Jaringan lemak
Jaringan ini terutama terdiri atas sel lemak dalam matriks jaringan longgar. Ada dua jenis jaringan lemak, yang putih dan yang coklat. Jaringan lemak putih terdapat di bawah kulit, diantara otot. Jaringan lemak coklat hanya terdapat pada interskapula.
e)            Tulang
Tulang berupa jaringan yang sangat keras karena zat antara selnya mengandung kalsium fosfat. Sel-sel tulang disebut osteocytes yang juga terdapat dalam lacunae. Antara lacunae yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan saluran-saluran antar sel. Jaringan rawan(cartilage), zat interseluler padat dan keras disebut matrix. Sel-selnya disebut chondrocyte yang terletak di dalam rongga-rongga yang disebut lacunae. Daerah yang tepat berada di luar lacunae disebut capsula. Tulang rawan merupakan jaringan yang memperkuat tubuh


f)              Darah
Darah biasanya dimasukkan ke dalam kelompok jaringan ikat. Zat antar sel berupa cairan yang disebut plasma darah. Bagian seluler terdiri dari bermacam-macam sel yaitu eritrosit(sel darah merah) berbentuk bulat pipih tanpa nukleus, leukosit(sel darah putih) selnya berbentuk bulat dan mempunyai nukleus dengan ukuran yang jauh lebih besar dari eritrosit, trombosit(keping darah) berupa keping-keping yang terkumpul. (Parjatmo dkk,1987:19)
    Jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai organ tubuh satu terhadap yang lainnya. Secara fungsional ada otot yang di bawah kemauan kita(otot volunter) dan ada yang tidak di bawah kemauan kita(otot involunter). (Waluyo,2010:54)
   Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai organ tubuh satu terhadap yang lainnya. Secara fungsional ada otot yang di bawah kemauan kita(otot volunter) dan ada yang tidak di bawah kemauan kita(otot involunter). (Waluyo,2010:54)
a)      Otot polos
Bentuk gelendong, runcing di kedua ujung. Myofibril homogen. Inti di tengah. Sarcoplasma tak jelas karena ditutupi myofibril. Berkas-berkas otot diikat dan diselaputi oleh serat-serat extraselluler jaringan pengikat. Terdapat pada alat-alat dalam, di bawah epidermis. Dapat mengerut lama, disebut juga otot viscera.
b)      Otot lurik
Bentuk batang(silinder)0, tak jelas ujungnya karena berdempet dengan sel tetangga. Myofibril tak homogen membiaskan cahaya, inti dipinggir. Kadang inti lebih dari satu dalam tiap sel, mungkin berasal dari gabungan beberapa sel otot. Terdapat pada rangka, pada beberapa hewan di wah kulit. Disebut juga otot rangka.
c)      Otot jantung
Bentuk batang(silinder), tak jelas ujungnya karena berdempet. Pada banyak tempat sel itu miring, menghubungkan sel yang letak berjajar, diikat pula oleh serat-serat extraseluler jaringan pengikat sehingga keseluruhan otot itu berjalin-jalin. Ukuran sel otot jantung sama dengan lurik. Otot jantung terdapat khusus di jantung. Sebagian besar tubuh jantung dibina atas otot ini. (Yatim,1987:125)
 Jaringan Saraf terdiri atas neuron dan neuroglia. Jaringan saraf berfungsi untuk melakukan koordinasi dari tubuh, karena kemampuannya untuk menghantarkan impuls saraf yang berasal dari rangsangan. Sel saraf disebut juga neuron terdiri dari badan sel di mana terdapat nukleusnya, dendrit dan akson(neurit), biasanya akson diselimuti oleh lapisan meilin, di bagian luarnya terdapat selaput schwann yang terdiri dari satu lapis sel. Akson berfungsi untuk menghantarkan impuls keluar dari sel. Sedangkan dendrit untuk menghantarkan impuls menuju sel saraf. (Waluyo,1993:26)


IV.             METODE PENELITIAN
4.1  Alat
v  Mikroskop

4.2   Bahan
v  Preparat awetan jaringan epitelium
v  Preparat awetan jaringan ikat
v  Preparat awetan jaringan otot
v  Preparat awetan jaringan saraf

V.                HASIL PENGAMATAN 
Epitelium berlapis banyak kubus
Kelenjar Susu H.E
Perbesaran 40x10 = 400 kali

Ket :
v  Berbentuk Poligonal
v  Berbentuk epitel kubus


Epitelium selapis pipih pada ren
Perbesaran 40x10 = 400 kali

Ket :
Terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih




Jaringan Ikat Padat teratur pada Tandon
Perbesaran 40x10 = 400 kali



Ket :
v  Bentuk sel:
Serabut kolagen


Jaringan Ikat Tidak Teratur
Perbesaran 40x10 = 400 kali

Ket :
v  Bentuk sel serabut
v  Terdapat sel fibrablasma









Jaringan Otot Polos
V.Urinaria H.E
Perbesaran 10x10 = 100 kali

Ket :
v  Berbentuk gelondongan
v  Mempunyai Intisel ditengah


Jaringan Otot Rangka
Perbesaran 10x10 = 100 kali

Ket :
Berbentuk lurik tidak bercabang 








Jaringan Saraf

Ket :
1)      Inti sel
2)      Denrit
3)      Badan sel
4)      Akson
5)      Selubung myelin


VI.             PEMBAHASAN
             Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Berbagai jaringan tersebut tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ. Secara garis besar jaringan hewan dibagi menjadi empat kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
             Jaringan penyusun hewan yang pertama adalah jaringan epitel. Biasanya jaringan epitel ini membentuk suatu lapisan dengan sel-sel rapat dengan ruang antar sel sedikit. Jaringan epitel ini membatasi tubuh dengan lingkungannya baik dari dalam maupun luar. Sehingga dapat dikatakan jaringan epitel ini sebagai pelindung tubuh hewan. Epitel dapat berupa membrane dan dapat berupa kelenjar. Membrane dibentuk oleh lembaran sel-sel dan dapat meliputi permukaan luar atau membatasi permukaan dalam fungsi umum jaringan epitel adalah sebagai difusi selektif, proteksi, transport, sekresi, ekskresi, resepsi sensoris, dan pelumas.
              Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel terdiri atas epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel berlapis semu bersilia dan epitel transisional. Jaringan epitel biasanya terletak pada dinding usus, pembuluh darah, epidermis, lambung, hidung, bronkus dan lain-lain.
             Epitel mempunyai fungsi umum diantaranya difusi selektif yaitu epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat atau dipelancar sesuai kebutuhan, jadi epitel bertindak sebagai alat selektif terhadap materi yang berdifusi melalui sel epitel. Proteksi yaitu member perlindungan terhadap trauma mekinis, misalnya epidermis mukosa mulut, esophagus bagian atas, vagina dan lian anus. Transport yaitu mucus ( lender ) dan bahan renik yang di alihkan dari permukaan epitel misalnya pada saluran pernafasan dan saluran kelamin ( epitel berselia ). Sekresi yaitu dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar. Ekskresi yaitu urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Absorbsi adalah epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai perlindungan, juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan yang bekerja secara selektif.
            Pengamatan yanga pertama. Mengamati jaringan epithelium berlapis banyak Kubus pada Kelenjar susu H.E. preparat tidak terlihat bagian-bagian selnya tetapi setelah diletakkan dimikroskop bagian-bagian preparat mulai terlihat jelas. Pengamatan ini menggunakan perbesaran lensa okuler 10x dan lensa obyektif 40x jadi total perbesarannya 400x. Jaringan epitel berlapis banyak terdiri atas berberapa lapis sel bila dibandingkan dengan epitel sederhana, maka bentuk dan susunannya lebih kuat. Jaringan epitel berlapis meliputi epitel berlapis pipih, yang terdapat pada esophagus, epitel berlapis kubus yang terdapat pada kelenjar susu.
           Pengamatan kedua. Mengamati preparat jaringan selapis pipih pada Ren ( ginjal ).
Pengamatan ini menggunakan perbesaran okuler 10x dan perbesaran obyektif 40x sehingga total pembesaran 400x.
Endotelium pembuluh darah pada ginjal terbentuk dari sel epitel pipih selapis  dan membentuk subuah lingkaran. Endotelium di sini Tersusun sebagai berikut :
Setiap ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Pada nefron ini terdapat jaringan pembuluh darah kapiler (disebut gromerulus) yang merupakan organ filtrasi, yang saling jalin menjalin dengan saluran-saluran yang kecil, yaitu tubulus. Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima gabungan antara zat-zat buangan dan berbagai kimia hasil metabolisme yang masih bisa digunakan tubuh. Ginjal akan ‘memilih’ zat-zat kimia yang masih berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke peredaran darah dan memasukkannya lagi kembali ke dalam tubuh. Dengan cara demikian, ginjal turut mengatur kadar zat-zat kimia tersebut dalam tubuh. Gangguan sindrom nefrotik terdapat pada pembuluh darah kapiler pada gromerulus.
 Inti sel, sebagaimana yang kita ketahui bahwa inti sel itu berfungsi sebagai pengkoordinir pusat seluruh kegiatan sel dan pada tubuh kita itu biasanya juga berfungsi untuk proses sintesis protein. Namanya saja inti sel pasti dan tentu saja dia berada ditengah-tengah sebuah sel.
Lumen, pengertian dari lumen itu sendiri bahwa lumen adalah ruang atau rongga yang berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri. Terletak pada suatu jaringan yang beruang atau berongga.
Membran basal merupakan membran yang berada didasar sebuah sel. Membran basal berfungsi sebagai tempat melekatnya sel epitel dan inti sel berfungsi mengatur segala aktivitas sel. Menurut referensi bahwa membran basalis merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel dengan ketebalan yang berbeda-beda. Membran basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti epidermis kulit. Membrane basalis berfungsi sebagai penyokong dan bertindak sebagai filter yang semipermeabel dari bagian basal epitel


Pengamatan ketiga. Mengamati jaringan ikat padat teratur pada tendon .
Pengamatan ini menggunakan perbesaran okuler 10x dan perbesaran obyektif 40x sehingga total pembesaran 400x.
Jaringan ikat padat atau sering disebut jaringan pengikat serabut putih karena pada matriksnya mempunyai serat-serat yang berhimpitan yang terbuat dari serat kolagen. Jaringan ini lebih banyak disusun oleh serat kolagen dibandingkan sel-sel jaringan ikatnya. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
Fibroblas, adalah sel yang mensintesis dan mengsekresikan protein pada serabut.
Jaringan ikat padat dicirikan dengan susunan serat-serat yang padat. Jaringan ini hanya memiliki sedikit subtansi dasar dan sedikit sel-sel jaringan ikat.
Komponen utama penyusun jaringan ikat padat adalah kolagen berwarna putih sehingga jaringan ini sering pula disebut jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis, tetapi cukup fleksibel.
               Pengamatan keempat yaitu mengamati jaringan ikat tidak teratur. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur, terdapat dua bentuk tergatung macam serabutnya. Pada tendon dan ligamen mayoritas kolagen sedangkan pada ligamentum nukhe serabut elatis yang utama. Pengamatan ini menggunakan perbesaran okuler 10x dan perbesaran obyektif 40x sehingga total pembesaran 400x.
Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan ikat. Bentuk sel-sel yang terdapat dalam jaringan ikat tidak teratur, sitoplasma bergranula, dan intinya menggembung.
1)      Jaringan Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
v  Serabut Jaringan Ikat
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.
a.       Serabut Kolagen Jaringan Ikat
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon (penghubung otot dengan tulang) dan jaringan ikat longgar.
b.      Serabut Elastin Jaringan Ikat
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
c.       Serabut Retikular Jaringan Ikat
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan jaringan lainnya.
v  Bahan Dasar Jaringan Ikat
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri dari mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi. Bahan dasar yang terdapat dalam sendi bersifat kental, sedangkan yang terdapat dalam tulang punggung bersifat padat
2)       Sel-Sel Jaringan ikat
Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan ikat. Beberapa jenis sel
yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.
a.        Fibroblast Jaringan Ikat
Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
b.      Makrofag Jaringan Ikat
Makrofag bentuknya berubah-ubah (tidak teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau didistribusikan ke jaringan lain yang mengalami peradangan.
c.       Sel Tiang (Sel Mast) Jaringan Ikat
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah.
d.      Sel Lemak Jaringan Ikat
Sel lemak berfungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut Jaringan adiposa.
e.       Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas secara diapedesis di antara darah, limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel darah putih granulosit dan agranulosit. Sel darah putih granulosit (yang bergranula), misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang agranulosit (tidak bergranula), yaitu limfosit dan monosit
            Pengamatan kelima yaitu mengamati jaringan otot polos pada V. Urinaria H.E dengan perbeseran 10x10 = 100kali sehingga bagian- bagian dari otot polos bisa terlihat. Bagian-bagian yang terlihat diantaranya jaringan epitel transsisional. Setiap  sel terdapat sel membrane, inti sel, sitoplasma. Masing-masing sel dibungkus oleh lamina basalisi dan jalinan serat rekulin otot polos mempunyai bentuk fusiform ( gelondongan ), bagian sel tengahnya lebar dan meruncing pada kedua ujungnya.
v    ciri-ciri dari otot polos, antara lain:
1.                  Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing dan tepat pada bagian tengah cenderung menggelembung.
2.                  Inti selnya hanya satu.
3.                  Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik.
4.                  Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang sama seperti yang dijumpai pada otot lurik.
5.                  Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control manusia sebab ia diluar perintah otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut juga sebagai otot tak sadar.
6.                  Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot pada saluran kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.
7.                  Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia berada di bawah saraf yang otonom.
8.                  Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan otot lurik dan tidak mudah lelah meski ia bekerja secara terus menerus.
Bagian-bagian otot polos :
v    Membran Plasma:
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolema (Sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi dengan mikroskop elektron tampak sebagai selaput ganda (double membrane), masing-masing:
a.                   Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom. Ruang intermedier, kira-kira 25 Angstrom
b.                  Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak menyatu. Hubungan ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan antar sel dengan desmosoma. Hubungan ini berperanan memperlancar transmisi impuls untuk kontraksi dari satu otot ke otot yang lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat dipindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
v    Sitoplasma
Bagian otot polos yang satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma atau Sarcoplasma dengan sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid yang terdiri atas mitokondria yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol, serta endoplasma reticulum. Selain organoid, terdapat pula paraplasma misalnya glikogen juga lipofusin.
v    Inti sel
Berjumlah satu dan memiliki bentk yang lonjong cenderung panjang dengan ujung yang tumpul.
Otot polos terdapat pada:
·         Alat jeroan berupa lamina muskularis dan muskularis mukosa, misalnya usus, lambung dan esophagus
·         Saluran pernapasan, misalnya bronchus, broncheolus, dan trachea
·         Dinding pembuluh darah, membentuk tunika media
·         Saluran urogenital, misalnya pelvis renalis, vesika urinaria, ureter, duktus deferens, epididimis dll.
·         Kulit : muskulus arektorpili
·         Mata : muskulus siliaris, muskulus konstriktor dan dilatator pupile.
Sel otot ini dinamai sel otot polos karena memiliki miofibril yang homogen. Bentuknya adalah gelendong dengan satu nukleus di tengahnya. Sel otot polos sifatnya tidak sadar dan tahan lelah. Sel otot polos terdapat pada organ-organ dalam tubuh seperti ginjal, uterus, organ reproduksi wanita dan pria, organ sistem pencernaan, organ sistem pernapasan, iris mata, dan pembuluh darah. Sel otot ini juga dikenal dengan nama sel otot licin.
Pengamatan enam yaitu mengamati jaringan pada otot rangka. Perbesaran pada pengamatan ini menggunakan perbesaran 40x10 = 400. Otot lurik, atau yang dikenal juga dengan nama otot rangka tak lain adalah jaringan yang menempel pada bagian rangka tubuh hewan atau manusia dimana peranan utamanya memang untuk pergerakan. Otot lurik atau Skeletal Muscle memiliki pigmen bernama mioglobin. Otot jenis ini merupakan otot yang paling banyak ditemukan dan mendominasi hampir seluruh tubuh hewan juga manusia. Mengapa disebut otot lurik? Alasannya adalah sebab jika diperhatikan melalu mikroskop, otot yang satu ini memang memiliki bagian atau daerah yang gelap (disebut juga myosin) dan area terang (disebut dengan aktin) yang bersusun secara selang seling. Pola yang ditampilkan wilayah gelap dan terang tersebut menyerupai lurik, oleh sebab itu dinamai otot lurik. Sementara itu, dinamakan otot rangka atau kerangka sebab otot yang satu ini memang melekat pada rangka manusa atau hewan.
           Otot lurik atau otot rangka memiliki ciri khasnya yakni terlihat seperti serabut dalam jumlah ribuan yang terususun membentuk jaringan otot. Serabut tersebut secara teratur nampak sejajar seperti berkas yang disusun rapi. Masing-masing serabut disatukan oleh jaringan penyambung yang bisa diewati oleh saraf juga pembuluh darah. Otot lurik ini secara umum memiliki ukuran diameter hingga 50 mikron dengan panjang hingga 2,5 cm. Ciri lain otot lurik adalah bentuknya yang cenderung silindris, cenderung memanjang dan juga memiliki sel yang banyak atau dikenal dengan istilah multinuklei. Otot ini mampu bergerak dengan cepat akan tetapi mudah lelah jika dibandingkan dengan jenis otot lainnya. Otot lurik
yang paling mudah dilihat adalah otot bisep maupun trisep. Kedua otot ini terletak pada bagian lengan atas kita. Ia berbentuk silinder yang memanjang dan memiliki inti yang banyak dan berada di bagian tepi. Otot trisep juga bisep ini bekerja dan digerakkan oleh alam sadar kita berupa rangsangan yang disebabkan oleh aktifitas diinervasi saraf sadar atau saraf motorik kita. Otot trisep juga bisep ini cukup cepat juga kuat namun sangat mudah kelelahan. Adapun sumber energi otot lurik adalah energi berupa ATP yang merupakan hasil metabolisme dalam tubuh.
             Pengamatan ketujuh melukukan pengamatan jaringan saraf menggunakan perbesaran 400x. dengan lensa okuler 40x dan lensa obyektif 10x. bagian bagian yang dapat terlihat saat pengamatan adalah inti sel, dendrite, badan sel, akson, dan selubung myelin. Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.  Akson pada jaringan saraf dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput yang dinamakan neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin yang mengandung fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Akson bercabang di dekat ujung (terminal akson). Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Neuron Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan pesan dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
b. Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron intermedier yang lain ke neuron motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
c. Neuron Efferent (Neuron Motorik)
Neuron efferent meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.

Ø  Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. 
Ø  Fungsi Jaringan Saraf

Sel saraf mempunyai beberapa fungsi berikut
Ø  Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas)
Ø  Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
Ø  Merespon perubahan lingkungan

VII.          PENUTUP
 a Kesimpulan
1.      Jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel padaa hewan yang memiliki fungsi yang sama.
2.      Jaringan penyusun pada hewan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
3.      Jaringan epitel berfungsi untuk membatasi tubuh dengan lingkungan baik dari dalam maupun luar
4.      Jaringan ikat berfungsi untuk menyambung, mengikat dan menyokong jaringan yang lain yang terdiri dari jaringan ikat padat, jaringan ikat longgar, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang dan darah
5.      Jaringan otot  berfungsi untuk melakukan gerakan, terdiri dari otot polos, otot lurik dan otot jantung
6.      Jaringan saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls dari rangsangan luar

No comments:

Post a Comment