Wednesday, September 6, 2017

KOMBUCHA


           Kombucha merupakan hasil fermentasi yang melibatkan peran simbiosis antara bakteri dari genus Acetobacter sp. dan khamir dari genus Saccharomyces sp.. Kombucha biasanya difermentasikan dalam medium teh manis namun seiring perkembangannya, kombucha dapat pula difermentasikan dalam medium selain teh manis seperti sari belimbing wuluh dan air rebusan bunga rosella.


          Kombucha kaya kandungan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Beberapa diantaranya berbagai macam vitamin, asam organik, dan beberapa senyawa yang berfungsi sebagai antibiotik.

A. VITAMIN B KOMPLEKS

Bagaimana bisa kombucha mengandung vitamin B? sederhana saja, vitamin B yang ada pada kombucha diperoleh dari ragi itu sendiri. Jadi, jangan khawatir jika kombucha yang telah dibuat lantas sisa-sisa raginya belum sepenuhnya tersaring.

1. Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin atau lebih dikenal dengan nama vitamin B1 mempunyai peranan yang penting dalam tubuh manusia. Hal ini terutama dalam metabolisme karbohidrat untuk pembentukan energi, memelihara fungsi jaringan saraf, dan fungsi hati. Kecukupan vitamin B1 yang dianjurkan dikaitkan dengan kecukupan energi, yakni sekitar 0,4 mg untuk setiap 1.000 kalori. Prinsipnya, tiamin berperan sebagai enzim dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi untuk membentuk senyawa kaya energi yang disebut adenosine trifosfat (ATP).
Tiamin tidak bisa disimpan banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan di dalam hati, ginjal, jantung, otak, dan otot. Jika tiamin terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang melalui air kemih.
Orang yang kekurangan vitamin B1 beresiko menderita penyakit beri-beri, oedema, dan degenerasi jaringan otot. Pengidap penyakit beri-beri beresiko besar terserang gangguan saraf. Jika kekurangan vitamin ini terjadi pada orang dewasa, penderita akan mudah terkena gangguan jantung, sehingga menyebabkan adanya penumpukan cairan di jaringan kaki bagian bawah atau di persendian. Penyakit ini dikenal sebagai beri-beri. Selain itu, tiamin berfungsi untuk meningkatkan system kekebalan tubuh, mencegah rematik, kanker, arterosklerosis, dan stroke. Dalam makanan sehari-hari, sumber vitamin B1 antara lain bisa ditemukan pada daging, berbagai biji-bijian dan tumbuhan polong-polongan.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Vitamin B2 diperlukan tubuh untuk memproses asam amino, lemak dan karbohidrat hingga menghasilkan energi ATP. Vitamin ini juga berperan dalam membantu degenerasi sel kulit. Selain sebagai senyawa yang kaya energi, ATP juga berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Penyerapan riboflavin paling banyak terjadi pada usus kecil. Vitamin ini disimpan di dalam tubuh dan sebagain kecil disimpan di hati dan ginjal. Kelebihan vitamin B2 dibuang bersama urine yang biasanya ditandai dengan warna cairan yang kuning kehijauan. Dalam makanan sehari-hari, sumber riboflavin diantaranya ragi, biji-bijian, tumbuhan polong-polongan, hati, ikan tongkol, belut, telur, kerang, rumput laut, sayuran hijau, jamur, kol, wortel, mentimun, apel, alpukat, kacang hijau dan kacang merah.

3. Vitamin B3 (Niasin Nicotinic Acid)

Kadar kolesterol yang jahat dalam tubuh bisa diturunkan atas peranan vitamin B3. Kehadiran LDL (low density lipoprotein) dan triglyserida sebagai kolesterol yang merugikan akan digantikan dengan HDL (high density lipoprotein) hingga bisa mengurangi risiko terkena penyakit pembuluh darah dan jantung koroner. Fungsi lainya adalah membantu metabolisme untuk menghasilkan energi. Gejala kekurangan gangguan mental, dan lain-lain. Sumber vitamin B3 diantaranya adalah hati, daging, biji-bijian, polong-polongan.

4. Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B6 akrab dikalangan orang yang berusia dia atas 40 tahun. Pasalnya, pada usia matang ini, daya serap vitamin pada saluran cerna sudah menurun. Dalam tubuh, vitamin ini diubah menjadi piridoksal fosfat yang merupakan koenzim dalam metabolisme berbagai asam amino.
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan kelainan kulit berupa dermatitis seboroik (peradangan kulit karena aktivitas berlebihan dari kelenjar lemak kulit), peradangan selaput lendir mulut dan lidah, kelainan susunan saraf pusat, serta gangguan system eritropoetik berupa enemia hipokrom mikrositer. Kekurangan vitamin B6 juga menurunkan system kekebalan tubuh sehingga mudah terkena infeksi dan menurunnya kesehatan jantung, mudah terbentuknya batu ginjal, serta menurunnya fungsi kontrol otot dan panca indera. Vitamin ini bisa didapatkan dari ragi, padi-padian utuh, pisang, ubi jalar, gandum, jagung, sayuran, daging, kacang-kacangan seperti kedelai, makanan yang berasal dari laut, dan hati.

5. Vitamin B12 (Sianokobalamin)

Vitamin B12 bersama-sama dengan asam folat berperan penting dalam metabolisme antar sel di dalam tubuh. Kekurangan vitamin B12 membuat perkembangan tubuh menjadi lambat dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini ditandai dengan gangguan pembentukan dan perkembangan sel darah (hematopoiesis) yan menimbulkan enemia megaloblastik (suatu jenis anemia dengan sel-sel darah merah yang besar-besar), gangguan neurology seperti berkurangnya daya ingat dan gangguan keseimbangan, kerusakan sel epitel terutama epitel saluran cerna, serta debilitas umum atau kelemahan secara umum.
Orang yang berumur lebih dari 50 tahun sebaiknya menambah jumlah konsumsi vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemia. Defisiensi vitamin B12 umumnya terjadi pada usia lanjut akibat berkurangnya daya serap terhadap vitamin pada saluran cerna. Keadaan ini bisa terjadi akibat menurunnya produksi asam lambung; menurunnya produksi pepsin (enzim protease yang dihasilkan kelenjar lambung); terjadinya gastritis (peradangan lambung) karena menurunnya fungsi sel, jaringan, atau alat tubuh; dan menurunnya factor intrinsic (bahan organik dalam sel yang bisa diabsorbsi atau dimetabolisme). Makanan sehari-hari yang mengandung vitamin ini diantaranya adalah daging, telur, dan produk sapi perah.

6. Vitamin B15

Vitamin B15 berperan sebagai penangkap radikal bebas dan oksigenator jaringan tubuh. Vitamin ini disebut juga asam pangamik. Vitamin B15 berasal dari asam amino glycine. Asam pangamik adalah ester yakni senyawa yang dihasilkan dari asam glukonik yang bersenyawa dean dimethylglycine. Asam glukonik ini banyak terdapat pada gula bit. Makanan yang mengandung vitamin B15 adalah kacang-kacangan dan biji-bijian.

B. VITAMIN C

Vitamin C berperan dalam pembentukan substansi antar sel dan berbagai jaringan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya, aktivitas fagositosis sel darah putih dan transportasi zat besi dari transfering di dalam darah de ferritin di dalam sumsum tulang, hati, dan limpa. Fagositosis adalah kegiatan sel darah putih (lekosit) untuk mematikan kuman dengan cara menelan. Pembentukan tulang dan gigi juga melibatkan peran vitamin C. Vitamin C larut dalam air, sehingga jika dikonsumsi berlebihan tidak membahayakan kesehatan. Pasalnya, kelebihan vitamin ini sebagian besar langsung diekskresi melalui air kemih. Sebagian dari vitamin C dikeluarkan melalui air kemih berupa oksalat. Umumnya orang mengonsumsi vitamin C berlebihan bertujuan untuk mencegah influenza atau kanker. Konsumsi vitamin C yang berlebihan bisa menimbulkan peluang terjadinya batu oksalat di dalam ginjal. Namun, peluang ini sangat kecil. Konsumsi vitamin C sampai dengan 10.000 mg perhari dianggap masih aman. Bahan pangan yang mengandung vitamin C diantaranya adalah buah-buahan, sayuran berdaun hijau, dan tomat.

No comments:

Post a Comment